Jumat, 27 Agustus 2010
ASYIKNYA MELOMPAT
K
emampuan melompat dikuasai dengan mahir saat anak berusia sekitar 3 tahun. Namun begitu, di usia sebelumnya anak sudah mulai melompat-lompat di antara langkahnya. Kegiatan melompat ini mengaktifkan otot-otot tungkai dan persendiannya, selain juga butuh kemampuan tubuh untuk menyeimbangkan diri setelah “terbang” beberapa detik tanpa menjejakkan kaki di tanah, kemudian menapak kembali tanpa terjatuh.
Ketika anak sudah mempu berdiri tanpa dibantu, selanjutnya ia belajar keseimbangan. Begitu anak bisa melangkah, ia menantang kemampuan dirinya untuk melompat. Anak usia kurang lebih 2 tahun biasanya sudah terampil melompat-lompat di tempat, atau melompat maju dan melompat mundur beberapa sentimeter.
Selain keseimbangan dan keterampilan gerak kaki, melompat juga melibatkan koordinasi, yaitu keselarasan gerak kelompok otot dan bagian tubuh untuk menghasilkan gerakan tubuh yang halus, tidak canggung atau kaku. Lompatan pertama biasanya dimulai dari posisi berdiri, dilanjutkan merapatkan kaki kemudian mengangkat kaki, lalu mendarat. Tentu Ini masih berupa lompatan jarak pendek.
Bila anak usia 1 – 2 tahun ini tampak belum mulai belajar melompat, orangtua tak perlu khawatir. Masih ada waktu untuk melatihnya melompat, namun tak harus dipaksa.
Keengganan anak mencoba keterampilan melompat bisa jadi disebabkan oleh trauma tertentu akibat sebuah pengalaman buruk dalam rentang usia ini. Namun, perhatian sikap tubuh dan gerakan tubuhnya ketika melakukan berbagai aktivitas.
Bila tampaknya ia kurang rangsangan atau latihan, Anda dapat melatihnya secara perlahan-lahan. Misalnya, letakkan sebuah mainan di lantai. Beri contoh bagaimana melompati mainan itu tanpa menginjaknya. Bila anak melakukannya hanya dengan melangkahkan kakinya, Anda tak perlu memberi komentar. Biarkan ia melatih keterampilan melompat secara bertahap. Latihan ini dapat Anda lakukan setiap hari sambil bersenang-senang. Anak yang menderita hipertonie(kelainan tegangan otot, hiper artinya tinggi dan hipotonie (tegangan otot yang terlalu minim, hipo artinya rendah, kecil) mengalami kesulitan melakukan gerakan dinamis yang cepat, seperti berlari, menangkap bola atau melompat. Hipertonie merupakan gangguan yang dicirikan dengan gerakan tubuh yang tidak harmonis dan kaku. Sebaliknya, hipotonie merupakan gangguan yang dicirikan dengan otot yang terlalu lentur. Secara umum, belum terampil melompat saat anak mengakhiri usia 24 bulan belum tentu mengacu pada sebuah gangguan khusus. Karena, gangguan tumbuh kembang motorik kasar tidak hanya meliputi keterampilan melompat, melainkan juga dalam melakukan gerakan lain.
(Bapak Chory, http://www.parentsguide.co.id )
Langganan:
Postingan (Atom)