Rabu, 30 Juni 2010

Merangkak….? Seberapa penting..?

 

 

 

  1. Perkembangan Motorik

Mengamati perkembangan anak sangatlah menyenangkan karena setiap saat akan ada kejutan-kejutan membahagiakan dalam tiap kemajuannya. Diawali dengan kondisinya yang lahir sebagai bayi "tak berdaya", dan hanya mampu menangis untuk meminta pertolongan, bayi akan mengalami fase-fase yang sangat menakjubkan dalam hidupnya.

Pada tiga bulan pertama dalam kehidupan barunya, gerakan motorik bayi didominasi dengan gerakan reflek, yang terdiri dari reflek hisap, leher, genggam, pipi, dan moro. Gerak reflek semakin berkurang saat usianya memasuki tiga bulan kedua (usia 4 – 6 bulan), karena bayi sudah dapat terlentang, tengkurap, menumpu badan pada kaki, serta dada terangkat pada lengan. Bayi semakin lincah dan dapat menendang, berguling, dan duduk walau masih dengan bantuan. Dan memasuki 7 – 9 bulan, kemajuannya semakin pesat, dimana bayi senang meloncat-loncat di pangkuan, bisa duduk sendiri tanpa bantuan, dan merangkak.

Pada masa ini kemampuan eksplorasinya berkembang pesat. Dengan kemampuan barunya, bayi "berjalan" kesana kemari menjelajah seisi rumah.

Dia begitu menikmati "kebebasannya" dengan merangkak sepanjang hari. Beberapa manfaat merangkak sangat penting bagi pertumbuhan bayi adalah : memperkuat leher, lengan, sendi, dan otot, menunjang koordinasi mata-tangan, kekuatan, tegangan otot, keseimbangan, dan keterampilan jari, mengkoordinasi penggunaan kedua belah mata, telinga, tangan, dan kaki secara simultan, merangsang bagian otak reseptif dan ekspresif, dan lain sebagainya.

Koordinasi Lemah?

Bagaimana dengan bayi yang tidak merangkak? Apakah perkembangannya akan berbeda dibandingkan bayi yang merangkak? Banyak orangtua merasa resah saat bayinya tidak bisa merangkak, tapi merayap dengan perutnya untuk bergerak. Benarkah bayi yang tidak merangkak nantinya akan mempunyai kelemahan dalam koordinasi? Selama bayi bergerak melintasi lantai dengan setiap lengan dan setiap kaki, tidak ada alasan orangtua untuk khawatir. Kecenderungan  orangtua, selalu membandingkan anaknya dengan anak-anak lain seusianya untuk melihat pencapaian tahapan perkembangan. Mereka merasa bangga jika perkembangan anaknya mendahului teman seusianya, dan merasa prihatin ketika tertinggal di belakang. Padahal setiap individu tumbuh dan berkembang dengan cara dan kecepatannya sendiri.

 

Saran buat orangtua,

Untuk mengamati bagaimana cara anak bermain. Ini akan memberi petunjuk mengenai tugas-tugas perkembangan yang penting baginya untuk dipelajari pada tahap berikutnya. Orangtua harus bijak dalam memberikan stimulasi yang tepat untuk anak. Jika orangtua melibatkannya dalam kegiatan di bawah tingkat perkembangannya, maka anak akan cepat bosan. Sebaliknya, jika Anda berusaha menarik perhatiannya pada sesuatu dimana dia belum siap, maka dia akan menjadi marah. Jadi sesuaikan stimulasi untuk anak dengan tahap perkembangannya.