Kamis, 07 April 2011

Pentingnya Berenang Untuk Anak Autistik

R

enang adalah latihan yang baik untuk anak penyandang autistik dan disfungsi integrasi. Anak-anak pada umumnya suka main di air. Aktivitas berenang dapat membantu meningkatkan hubungan sosial dan memberikan kesempatan bagi keluarga untuk berpartisipasi. Hal yang sangat umum dalam belajar berenang adalah menggunakan diskripsi verbal, instruksi verbal dan demonstrasi visual. Anak-anak yang memiliki problem sensori integrasi pada umumnya kesulitan dalam mengontrol tubuh. Kesadaran mereka akan bentuk dan posisi tubuh sangat minim. Mereka kesulitan dalam proses stimulasi sensori yang masuk, termasuk dalam menirukan gerakan. Oleh karena itu pembelajaran berenang secara konvensional menjadi kurang efektif.


Banyak orang tua yang bercerita bahwa mereka kesulitan mencari guru renang yang bisa mengajarkan anak mereka. Kebanyakan dari guru berenang yang ada, melatih anak yang tidak bermasalah. Artinya pembelajarannya bersifat konvensional. Sementara itu, anak-anak autistik memiliki karakteristik perilaku, cara berinteraksi sosial dan berkomunikasi secara unik. Orang tua anak yang memiliki anak autistik menyatakan anaknya sulit menerima pelajaran berenang dan sebaliknya guru kesulitan dalam mengajarkannya. Guru berenang yang dibutuhkan adalah guru yang memahami anak-anak dengan ciri yang unik ini. Berdasarkan sebuah artikel yang menuliskan tentang "The Dolan Method" yang dikembangkan oleh Mary Dolan dari Cincinnati Reation Commision, Devision of Therapeutic. Bahwa metode ini memberikan pengalaman kepada anak agar dapat merasakan bagaimana mengapung dan begerak bebas di air. Pelampung diikatkan dalam tubuh dan sepatu katak dipasang di kakinya.

 

Pelampung dipasang secara simetris dan dalam berbagai kombinasi dan konfigurasi,  sehingga tubuh dapat mengapung dan seimbang. Jumlah pelampung disesuaikan dengan berat badan, tingkat kemampuan, daya tahan taktil (tactile defensiveness) dan penyesuaian individu terhadap lingkungan air disekitarnya. Kenapa menggunakan kaki katak, karena kaki katak mempunyai celah yang lebih besar untuk menahan air dibandingkan dengan kaki normal, sehingga dapat membuat gerakan kaki di dalam air menjadi lebih kuat, dan juga memberikan dorongan positif yang alami untuk gerakan kaki di air.

Metode ini lebih memfokuskan pada bagaimana perasaan si anak jika tubuhnya berada di dalam air dan juga perasaan yang ada saat tangan dan kaki digerakkan. Seorang instruktur berperan untuk memperkenalkan pola motorik baru dengan cara menggerakkan motorik tangan anak melalui urut-urutan gerakan yang efisien.  Kedalaman air mendorong anak menggunakan tangan dan lengannya supaya dapat tetap mengapung. Anak-anak juga menjadi lebih terfokus pada instruktur dan juga pelajaran renang yang sedang dipelajari.

Ketika anak sudah percaya dengan pelampung, maka jumlah pelampung dikurangi. Efeknya dapat menurunkan tubuh anak ke dalam air. Dengan demikian gerakan tangan menjadi lebih efisien dalam mendorong tubuhnya dalam air.

Kadang orang tua dan anak merasa takut jika berenang di kolam yang dalam. Oleh karena itu penting sekali menyediakan peralatan berenang yang memadahi dan instruktur yang berkualitas. Jangan berharap pada anak bisa berenang dalam waktu yang cepat. Anak akan bingung dalam mempelajari ilmu yang baru. Beberapa anak autistik dapat berenang dengan baik (dapat bergerak dengan posisi tubuh mengapung) dan beberapa anak masih takut di dalam air. Ada beberapa tips jika anda mengajarkan anak autistik dan anak dengan problem sensori integrasi, diantaranya: 1. Jangan memaksakan anak kedalam air jika takut. 2. Buatlah anak senang untuk bermain di dalam air. 3. Bantu anak untuk mengapung di air dan berikan anak pengalaman tersebut. 4. Berikan kebebasan anak dalam bergerak. 5. Berikan situasi yang membuat anak yakin tidak akan ada masalah. 6. Ajarkan secara bertahap dan penuh kesabaran.
Belajar berenang sangat bermanfaat. Berenang tidak hanya mendapatkan keuntungan secara fisiologis, sosiologis dan psikologis, tetapi juga mungkin suatu saat mereka berada di dalam air yang dalam, maka mereka dapat menyelamatkan diri mereka sendiri.

(Bapak Chory Chamdany, AMF-Fisioterapi)